Industri pariwisata merupakan sektor jasa yang melibatkan aktivitas pelayanan, mobilitas, dan interaksi manusia secara intensif. Pekerja di sektor ini tidak hanya beroperasi di lingkungan hotel dan restoran, tetapi juga di luar ruangan seperti pantai, gunung, dan lokasi wisata ekstrem lainnya.
Meski terlihat tidak berbahaya, sektor pariwisata menyimpan berbagai potensi bahaya kerja, mulai dari cedera fisik, kelelahan, stres, hingga kecelakaan serius. Oleh karena itu, penerapan prinsip K3 sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan para pekerja pariwisata.
Klasifikasi Risiko Tempat Kerja Pariwisata
1. Risiko Rendah
Deskripsi:
Pekerjaan yang bersifat administratif atau pelayanan ringan di area tertutup dan terkendali.
Contoh Pekerjaan:
Petugas reservasi
Customer service hotel
Pegawai administrasi biro perjalanan
Potensi Bahaya:
Cedera otot dan sendi karena postur kerja buruk
Mata lelah akibat paparan layar
Stres karena tekanan pelayanan
Pengendalian Risiko:
Penyediaan meja dan kursi ergonomis
Jadwal kerja dan istirahat yang seimbang
Pelatihan komunikasi efektif dan manajemen stres
2. Risiko Sedang
Deskripsi:
Pekerjaan dengan mobilitas menengah, interaksi langsung dengan wisatawan, dan aktivitas fisik ringan.
Contoh Pekerjaan:
Pemandu wisata
Pramusaji restoran
Sopir shuttle wisata
Potensi Bahaya:
Terpeleset atau jatuh ringan
Kecelakaan kendaraan
Infeksi dari kontak langsung
Pengendalian Risiko:
SOP keselamatan perjalanan
Pelatihan pelayanan prima dan pertolongan pertama
APD ringan (masker, sarung tangan)
3. Risiko Tinggi
Deskripsi:
Pekerjaan dengan aktivitas fisik tinggi atau penggunaan alat/bahan berisiko.
Contoh Pekerjaan:
Instruktur rafting atau diving
Staf housekeeping
Juru masak hotel
Potensi Bahaya:
Cedera berat, tenggelam, atau luka bakar
Terpapar bahan kimia berbahaya
Keletihan ekstrem atau gangguan muskuloskeletal
Pengendalian Risiko:
Pelatihan keselamatan berkala
Penyediaan APD lengkap dan berkualitas
SOP penggunaan alat dan bahan berbahaya
Contoh Kasus
Pemandu Wisata Gunung Batur
Seorang tour guide mendampingi tamu mendaki Gunung Batur. Ia membawa peralatan ringan dan bertanggung jawab menjaga keselamatan rombongan. Dalam pendakian, salah satu peserta terpeleset karena jalur licin. Pemandu tersebut mampu memberikan pertolongan pertama dan mengatur evakuasi ke bawah.
Analisis Risiko:
Jenis pekerjaan: Risiko sedang-tinggi
Bahaya: Cuaca, jalur licin, kelelahan
Tindakan K3: Pelatihan P3K, penggunaan sepatu grip, briefing sebelum pendakian
Housekeeping Hotel Bintang 5
Seorang staf housekeeping mengalami iritasi kulit setelah membersihkan kamar dengan cairan pembersih baru. Ternyata bahan tersebut tidak dilabeli dengan jelas dan tidak ada pelatihan penggunaannya.
Analisis Risiko:
Jenis pekerjaan: Risiko tinggi
Bahaya: Paparan bahan kimia
Tindakan K3: Labelisasi bahan, pelatihan bahan kimia berbahaya (HazCom), penggunaan sarung tangan dan masker
Klasifikasi risiko tempat kerja sangat penting untuk membangun sistem K3 yang efektif. Kita harus mampu mengidentifikasi risiko berdasarkan lingkungan kerja dan jenis aktivitas, kemudian menerapkan prinsip pengendalian sesuai hierarki risiko. Sektor pariwisata merupakan contoh nyata bahwa K3 tidak hanya untuk industri berat, tetapi juga sangat relevan di sektor jasa.