Analisis Risiko Tempat Kerja di Industri Pariwisata: Pendekatan K3 dalam Sektor Jasa





Analisis Risiko Tempat Kerja di Industri Pariwisata: Pendekatan K3 dalam Sektor Jasa

Tanggal Publikasi : 18 May 2025     Kategori : K3 Pariwisata     Views : 78
Analisis Risiko Tempat Kerja di Industri Pariwisata: Pendekatan K3 dalam Sektor Jasa

Industri pariwisata merupakan sektor jasa yang melibatkan aktivitas pelayanan, mobilitas, dan interaksi manusia secara intensif. Pekerja di sektor ini tidak hanya beroperasi di lingkungan hotel dan restoran, tetapi juga di luar ruangan seperti pantai, gunung, dan lokasi wisata ekstrem lainnya.

Meski terlihat tidak berbahaya, sektor pariwisata menyimpan berbagai potensi bahaya kerja, mulai dari cedera fisik, kelelahan, stres, hingga kecelakaan serius. Oleh karena itu, penerapan prinsip K3 sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan para pekerja pariwisata.

Klasifikasi Risiko Tempat Kerja Pariwisata

1. Risiko Rendah

Deskripsi:
Pekerjaan yang bersifat administratif atau pelayanan ringan di area tertutup dan terkendali.

Contoh Pekerjaan:

Petugas reservasi

Customer service hotel

Pegawai administrasi biro perjalanan


Potensi Bahaya:

Cedera otot dan sendi karena postur kerja buruk

Mata lelah akibat paparan layar

Stres karena tekanan pelayanan


Pengendalian Risiko:

Penyediaan meja dan kursi ergonomis

Jadwal kerja dan istirahat yang seimbang

Pelatihan komunikasi efektif dan manajemen stres

 

2. Risiko Sedang

Deskripsi:
Pekerjaan dengan mobilitas menengah, interaksi langsung dengan wisatawan, dan aktivitas fisik ringan.

Contoh Pekerjaan:

Pemandu wisata

Pramusaji restoran

Sopir shuttle wisata


Potensi Bahaya:

Terpeleset atau jatuh ringan

Kecelakaan kendaraan

Infeksi dari kontak langsung


Pengendalian Risiko:

SOP keselamatan perjalanan

Pelatihan pelayanan prima dan pertolongan pertama

APD ringan (masker, sarung tangan)

 

3.  Risiko Tinggi

Deskripsi:
Pekerjaan dengan aktivitas fisik tinggi atau penggunaan alat/bahan berisiko.

Contoh Pekerjaan:

Instruktur rafting atau diving

Staf housekeeping

Juru masak hotel


Potensi Bahaya:

Cedera berat, tenggelam, atau luka bakar

Terpapar bahan kimia berbahaya

Keletihan ekstrem atau gangguan muskuloskeletal


Pengendalian Risiko:

Pelatihan keselamatan berkala

Penyediaan APD lengkap dan berkualitas

SOP penggunaan alat dan bahan berbahaya

 

Contoh Kasus

Pemandu Wisata Gunung Batur

Seorang tour guide mendampingi tamu mendaki Gunung Batur. Ia membawa peralatan ringan dan bertanggung jawab menjaga keselamatan rombongan. Dalam pendakian, salah satu peserta terpeleset karena jalur licin. Pemandu tersebut mampu memberikan pertolongan pertama dan mengatur evakuasi ke bawah.

Analisis Risiko:

Jenis pekerjaan: Risiko sedang-tinggi

Bahaya: Cuaca, jalur licin, kelelahan

Tindakan K3: Pelatihan P3K, penggunaan sepatu grip, briefing sebelum pendakian

 

Housekeeping Hotel Bintang 5

Seorang staf housekeeping mengalami iritasi kulit setelah membersihkan kamar dengan cairan pembersih baru. Ternyata bahan tersebut tidak dilabeli dengan jelas dan tidak ada pelatihan penggunaannya.

Analisis Risiko:

Jenis pekerjaan: Risiko tinggi

Bahaya: Paparan bahan kimia

Tindakan K3: Labelisasi bahan, pelatihan bahan kimia berbahaya (HazCom), penggunaan sarung tangan dan masker

 

Klasifikasi risiko tempat kerja sangat penting untuk membangun sistem K3 yang efektif.  Kita harus mampu mengidentifikasi risiko berdasarkan lingkungan kerja dan jenis aktivitas, kemudian menerapkan prinsip pengendalian sesuai hierarki risiko. Sektor pariwisata merupakan contoh nyata bahwa K3 tidak hanya untuk industri berat, tetapi juga sangat relevan di sektor jasa.



Share ke Sosial Media :
Tertarik dengan Pelayanan yang Kami sediakan ? Mari Berdiskusi