BERPUASA MEMBANGUN INTEGRITAS DIRI





BERPUASA MEMBANGUN INTEGRITAS DIRI

Tanggal Publikasi : 27 Apr 2020     Kategori : Campaign     Views : 1,098
BERPUASA MEMBANGUN INTEGRITAS DIRI

Puasa bukan sekedar ibadah tahunan, dengan menahan haus dan lapar, setelah itu tidak berbekas dalam jiwa dan dalam berperilaku kepada masyarakat. Berpuasa dimaknai dalam konsep universalitas tugas kemanusiaan untuk melakukan pembebasan dan pembelaan terhadap kaum lemah dan miskin.

Di Bulan Ramadhan ini umat islam dididik pribadinya menjadi pribadi yang jujur terhadap diri sendiridan orang lain, dididik menajdi sabar dan belajar rendah hati, tidak bolehberbohong, tidak marah-marah dan tidak sombong . sejatinya Ramadhan membawa banyak pesan dan makna mendalam yang bertujuan mengubah jalan hidup manusia.

Peribadi bertaqwa adalah mereka yang tidak memerlukan pencitraan diri, layaknya orang berpuasa yang tidak meonjolkan dirinya bahwa sedang berpuasa. Puasa juga membentuk sikap diri yang sabar, tabah dan kuat menghadapi cobaan yang mengganggu. Baik itu cobaan dari diri sendiri yaitu berupa keinginan makan, minum dan sexualitas, maupun cobbaan dari luar seperti keinginan untuk berdusta, bergosip, memfitnah sampai keinginan untuk korupsi.

Wujud dari ketaqwaan pada tingkat awal dapat diukur dari kepribadian dan integritas diri seseorang yang terbentuk sempurna. Integritas diri sebagai bagian dari suatu komunitas.

Puasa merupakan cara untuk mendidik manusia untuk mengendalikan hawa nafsunya meskiupun diperbolehkan (QS. Al A’raf,7:3). Ketika berpuasa seseorang akan dengan sadar meninggalkan makan, minum dan sexual, sehingga lebih dapat menahan nafsu dan tentunya akan terbentuk sikap dapat lebih menahan emosi (QS. Az Zumar,39:10).

Puasa mengajarkan nilai-nilai keluhuran, puasa sangat bisa menjadi jalan membangun integritas diri dan menempa spiritual pribadinya.

Puasa adalah simbolisasi pengendalian dan pengontrolan kesenangan sebagai kunci keluhuran hidup. Keluhuran dalam kehidupan menjadikan hidup kita mulia dan bermanfaat bagi kemaslahatan ummat. Karena sebaik-baik orang adalah mereka yang bermanfaat untuk orang lain (Hadits riwayat Thabrani dan Daruqutni)

 

MEMBANGUN INTEGRITAS MELALUI PUASA

Integritas adalah unsur mendasarbagi kepribadian seseorang. Integritas memberikan kuasa kepada kata-kata, memberikan kekuatan bagi rencana-rencana, dan memberikan daya(force) bagi tindakan. Bahkan Paul. J Meyer, (2007) menyakatan bahwa “Integritas itu nyata dan terjangkau dan mencakup sifat seperti: bertanggungjawab, jujur, menepati kata-kata, dan setia. Jadi setiap bebricara tentang integritas tidak lepas dari kepribadian dan karakter seseorang.

Integritas bagi seseorang dalam keberadaan benar dihadapan Tuhan dan benar dihadapan diri sendiri. Integritas sangat memengaruhi seseorang dalam berfikir dan bertindak juga dalam berkomunikasi kepada orang lain.

Puasa di bulan Ramadhan memberikan ruang kosong dalam perut kita agar memunculkan kerinduan pada sumbernya. Puasa juga menjadi satu-satunya ibadah yang diperuntukkan kepada Tuhan. “ Setiap perbuatan anak adam adalah untuk mereka, selain puasa, maka puasa adalah untuk- Ku dan Aku yang akan membalasnya” (HR. Muttafaqun Alaih)

Puasa secara formal melatih kepentingan fisik dan melepaskan diri dari kepentingan duniawi serat menjauhkan diri dari sifat hewaniah dan keculasan. Karena sejatinya orang yang memenuhi syahwat perutnya melebihikadar yang diperlukan, bukan saja menjadikan ia tidka lagi menikmati makanan dan minuman itu, tetapi juga menyita aktifitas lainnya atau lesu sepanjang hari. Syahwat seksual juga demikian, semakin dipenuhi semakin haus.

Berpuasa di bulan ramadhan sebagai ajang latihan membangun dan mengokohkan integritas, setelah berakhir bulan ramadhan seharusnya terbentuk perubahan kearah kebaikan pada sikap dan perbuatan terhadap korupsi. Tiak maukorupsi karena nilai ibadah puasa telah melekat kuat pada moral dan integritasnya. Peningkatan ketaqwaan melaui ibadahpuasa yang benar telah dimaknai secara sempurna dan telah dimaknai manfaatnya bagi orang yang menjalankan sehingga tidak ada lagi pribadi yang tidak berintegritas.

Integritas pribadi setelah berpuasa akan tebentuk dan muncul dalam sikap keshalihan ibadah, keshalihan sosial dan keshalihan kepemimpinan. Semoga puasa kita tidak tergolong dalam hadits berikut “ Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapardan dahaga” (HR. At Thabrani).



Share ke Sosial Media :
Tertarik dengan Pelayanan yang Kami sediakan ? Mari Berdiskusi