KESELAMATAN KEBAKARAN DI GEDUNG PERKANTORAN





KESELAMATAN KEBAKARAN DI GEDUNG PERKANTORAN

Tanggal Publikasi : 04 Feb 2020     Kategori : Penanganan Bencana     Views : 731
KESELAMATAN KEBAKARAN DI GEDUNG PERKANTORAN

Proses terjadinya kebakaran paling mendasar dijelaskan melalui teori segitiga api yaitu tiga komponen penyebab terjadinya kebakaran yaitu panas, bahan bakar, dan oksigen. Bahan bakar didefinisikan sebagai bahan-bahan yang mudah terbakar atau mudah bereaksi dengan pembakaran yang dapat dibagi menjadi beberapa jenis bahan bakar yaitu zat padat (kertas, sampah kering, kayu, kain, daun), zat cair (minyak tanah, spirtus, alkohol, solar, bensin), dan zat gas (LPG, LNG). Panas adalah sumber panas yang dapat dikategorikan beberapa jenis seperti faktor alam (panas gunung berapi, petir), energi panas listrik (konsleting, arus pendek), energi panas karena gesekan (mekanis), energi panas kimia, energi panas nuklir, dan energi panas matahari.

Adanya korban jiwa pada kasus kebakaran di gedung perkantoran, sebagian besar disebabkan oleh karena menghirup asap dan gas beracun, daripada akibat panasnya api. Selain itu masalah yang sering muncul juga terjebaknya penghuni gedung karena ketidakmampuan mereka mengevakuasi diri secara cepat dan aman, sehingga terjebak di dalam bangunan untuk keluar dari bangunan. Untuk itu diperlukan kemampuan dalam mengelola dan mengurangi risiko terkait kebakaran agar kemungkinan terjadinya kebakaran yang lebih parah dapat diminimalisir.

Penyedian jalur atau rute penyelamatan diri dari kebakaran dalam rancangan bangunan dan harus dianalisis mendalam. kasus yang banyak terjadi, jalur penyelamatan hanya ada di lantai dasar, apabila kebakaran terjadi di lantai dasar, maka karyawan/pekerja dan juga pengunjung akan terjebak oleh api yang menyala. Adanya sistem peringatan dini juga sangat penting sebagai sistem proteksi seperti penyediaan APAR, hydrant, Sistem sprinkler otomatis, penggunaan detektor asap, detektor panas, atau detektor api yang terhubung dengan sistem alarm evakuasi yang bersuara cukup keras, sehingga semua penghuni gedung dapat mendengar signal jika terjadi keadaan darurat, dan dapat segera mengevakuasi diri. Perusahaan juga harus menyiapkan prosedur darurat, melakukan simulasi minimal satu kali setahun terhadap prosedur penanggulangan tujuannya agar pekerja lebih aware dan siap jika sewaktu waktu terjadi kebakaran.



Share ke Sosial Media :
Tertarik dengan Pelayanan yang Kami sediakan ? Mari Berdiskusi