The 4th Mictoph Mulawarman International Conference on Tropical Public Health
OPEN REGISTRATIONThe 4th Mulawarman International Conference on Tropical Public Health (MICTOPH) Organized by: Faculty of Public Health, Universitas ...
Baca Selengkapnya
Keselamatan pasien kini menjadi topik yang semakin penting di fasilitas pelayanan kesehatan. Mulai dari kesalahan pemberian obat, infeksi yang tidak terduga, hingga insiden serius lainnya—semua itu dapat terjadi jika sistem tidak berjalan aman. Kabar baiknya, sebagian besar insiden ini bisa dicegah. Kuncinya adalah membangun budaya keselamatan pasien yang kuat.
Apa Itu Budaya Keselamatan Pasien?
Budaya keselamatan pasien adalah cara berpikir dan bertindak seluruh staf kesehatan mulai dari pimpinan hingga tenaga medis untuk menempatkan keselamatan pasien sebagai prioritas utama. WHO menyebut budaya keselamatan sebagai komitmen bersama untuk mencegah bahaya melalui keterbukaan, pembelajaran, dan akuntabilitas.
Dengan budaya keselamatan yang baik, staf merasa aman untuk melaporkan insiden tanpa takut disalahkan, dan organisasi mampu belajar dari setiap kejadian untuk mencegah terulangnya kesalahan.
Mengapa Budaya Keselamatan Penting?
Pelayanan kesehatan sangat kompleks: banyak unit, banyak profesi, banyak proses. Di tengah kondisi ini, insiden dapat terjadi kapan saja. Budaya keselamatan yang kuat akan:
Selain itu, budaya keselamatan menjadi salah satu pilar utama dalam standar akreditasi rumah sakit dan puskesmas.
Peran Tenaga Kesehatan dalam Mencegah Insiden
Tenaga kesehatan berada di garis depan dalam menjaga keselamatan pasien. Perannya mencakup:
Setiap tindakan kecil, seperti memastikan gelang identitas atau membaca ulang instruksi obat, berpengaruh besar terhadap pencegahan insiden.
Peran Manajemen: Fondasi Sistem yang Aman
Manajemen memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan lingkungan yang aman. Di antaranya:
Dengan dukungan manajemen, staf merasa dihargai dan dilibatkan dalam peningkatan mutu.
Just Culture: Pendekatan Modern Mengelola Kesalahan
Just Culture adalah filosofi yang menyeimbangkan antara keadilan, tanggung jawab, dan pembelajaran. Tidak semua kesalahan diperlakukan sama harus dilihat apa penyebabnya.
Ada tiga kategori perilaku:
Just Culture terbukti meningkatkan pelaporan insiden hingga 65%, karena staf merasa diperlakukan adil.
Bagaimana Mengukur Budaya Keselamatan?
Fasilitas kesehatan perlu melakukan survei untuk mengetahui kondisi budaya keselamatan terkini. Dua alat yang sering digunakan adalah:
Hasil survei membantu manajemen menentukan area prioritas dan merancang intervensi, seperti pelatihan, revisi SOP, atau peningkatan komunikasi tim.
Strategi Membangun Budaya Keselamatan di Fasyankes
Untuk menciptakan budaya keselamatan yang kuat, Fasyankes dapat melakukan:
Budaya keselamatan bukan sekadar program, tetapi kebiasaan yang ditanamkan terusmenerus.
Budaya keselamatan pasien hanya bisa terwujud jika manajemen dan tenaga kesehatan bekerja bersama. Tenaga kesehatan memastikan praktik aman di lapangan, sementara manajemen menyediakan sistem yang mendukung. Dengan kolaborasi ini, insiden dapat dicegah, mutu layanan meningkat, dan kepercayaan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan semakin kuat.
Budaya keselamatan bukan tujuan akhir—melainkan perjalanan panjang menuju layanan yang lebih aman dan bermutu.
OPEN REGISTRATIONThe 4th Mulawarman International Conference on Tropical Public Health (MICTOPH) Organized by: Faculty of Public Health, Universitas ...
Baca Selengkapnya
Secara sederhana, ergonomi adalah ilmu yang menyesuaikan pekerjaan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia. Tujuannya agar kita bisa bekerja lebih n ...
Baca Selengkapnya
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan lingkungan kerja yang memiliki tingkat risiko tinggi terhadap paparan biologis, kimia, fisik, ergonomi, dan ps ...
Baca Selengkapnya