Secara sederhana, ergonomi adalah ilmu yang menyesuaikan pekerjaan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia. Tujuannya agar kita bisa bekerja lebih nyaman, aman, dan efisien, tanpa membahayakan kesehatan.
Menurut International Ergonomics Association (IEA), ergonomi adalah ilmu tentang interaksi antara manusia, alat kerja, dan lingkungan agar tercapai kinerja optimal serta kesejahteraan pekerja. Jadi, bukan hanya soal kursi dan meja — tapi bagaimana seluruh sistem kerja mendukung tubuh kita tetap sehat.
Risiko Jika Ergonomi Diabaikan
Di fasilitas kesehatan, banyak pekerjaan yang menuntut postur tubuh tertentu — seperti membungkuk, berdiri lama, atau mengangkat beban berat. Jika dilakukan tanpa memperhatikan prinsip ergonomi, bisa menimbulkan GOTRAK (Gangguan Otot Rangka Akibat Kerja) atau Musculoskeletal Disorders (MSD).
Beberapa contohnya:
- Nyeri punggung bawah karena sering membungkuk saat memindahkan pasien
- Kaku di bahu dan leher akibat mengetik atau menulis lama tanpa jeda
- Nyeri lutut karena sering jongkok atau berdiri lama
- Cedera tangan karena gerakan berulang seperti mengetik atau menjahit luka
Masalah-masalah ini tampak sepele, tapi jika dibiarkan bisa berdampak pada penurunan produktivitas dan kualitas pelayanan.
Prinsip Ergonomi di Tempat Kerja Fasyankes
Berikut beberapa hal sederhana yang bisa diterapkan di lingkungan kerja rumah sakit atau klinik:
- Desain Stasiun Kerja yang Nyaman
- Pastikan tinggi meja dan kursi sesuai dengan postur tubuh.
- Gunakan kursi yang memiliki sandaran dan dapat diatur tingginya.
- Letakkan alat kerja dalam jangkauan mudah tanpa perlu membungkuk atau menjangkau berlebihan.
- Sediakan pencahayaan cukup agar mata tidak cepat lelah.
- Sikap Kerja yang Benar
- Duduk: punggung tegak, bahu rileks, kaki menapak lantai.
- Berdiri: posisi tubuh tegak, berat badan seimbang di kedua kaki.
- Dinamis: berganti posisi (duduk–berdiri) secara berkala untuk menghindari kelelahan otot.
- Teknik Mengangkat Beban Aman
- Dekatkan beban ke tubuh.
- Gunakan otot kaki, bukan punggung.
- Hindari mengangkat beban di bawah lutut atau di atas bahu.
- Bila terlalu berat, gunakan alat bantu seperti troli atau minta bantuan rekan kerja.
- Atur Pola Kerja dan Istirahat
- Istirahat sejenak setiap 1–2 jam untuk peregangan ringan.
- Hindari posisi statis terlalu lama.
- Lakukan rotasi kerja agar otot tidak kelelahan di area yang sama.
Evaluasi dan Perbaikan Ergonomi
Evaluasi risiko ergonomi bisa dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan pengukuran beban kerja. Jika ditemukan potensi bahaya, segera lakukan perbaikan seperti:
- Mendesain ulang posisi alat kerja,
- Mengatur ulang tata letak ruangan,
- Memberikan pelatihan safe lifting technique,
- Memasang SOP kerja ergonomis di setiap area kerja.
Ingat, hasil observasi sederhana seperti “kursi terlalu rendah” atau “monitor terlalu tinggi” bisa mencegah banyak kasus nyeri punggung dan bahu.
Manfaat Penerapan Ergonomi
Dengan lingkungan kerja yang ergonomis, manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh semua pihak:
- Tenaga kesehatan lebih nyaman dan produktif
- Risiko cedera menurun
- Pasien mendapat pelayanan yang lebih aman dan ramah
- Lingkungan kerja menjadi lebih sehat dan efisien
Ergonomi bukan hanya tanggung jawab bagian K3, tapi tanggung jawab kita semua sebagai tenaga kesehatan yang ingin bekerja sehat dan bahagia.
Mulailah dari hal kecil: atur posisi duduk, perhatikan cara mengangkat, dan biasakan melakukan peregangan ringan di sela aktivitas